Shining!

Tempat ini dulunya merupakan desa penghasil keramik yang sangat terkenal yang memasok keramik utama di Vietnam Utara. Tapi karena perkembangan zaman, sekarang ini kita lebih menggunakan media lain seperti kaca, stainless steel, dan plastik sebagai bahan kebutuhan rumah tangga,  keramik sudah mulai ditinggalkan. Tapi Bat Trang tidak kehilangan pesonanya. Bat Trang tetap menjadi pusat produksi keramik, dengan berbagai macam inovasinya. Desa ini cukup luas dan hampir semua rumah merupakan toko yang menjual karya dari keramik maupun gypsum. Untuk menuju pusat turis terdapat pasar yang khusus menjual keramik, jadi turis dapat lebih nyaman untuk memilih hasil karya penduduk sekitar. Pasar ini seperti tempat berkumpulnya jenis keramik, karena designnya relatif sama ditiap tokonya. Jadi pasar ini cukup mempresentasikan Desa Bat Trang. Di sekitar pasarnya, kita bisa belajar membuat hasil karya dari tanah liat. Untuk menjangkau pusat desa ini (pasar), bisa ditempuh dengan Bus no 47 dari

Saya akan menulis tentang Vietnam randomly tidak sesuai dengan urutan saya kunjungi, tapi saya berusaha untuk menuliskan semuanya. Pergi ke Nam Binh, Huyen's hometown yang berada 100 km selatan kota Hanoi. Perjalanan dilakukan dengan bis yang saya naiki dari Giap Bat Bus Station. Lama perjalanannya sekitar 1,5-2 jam. Harga bisnya sekitar 85.000 vnd. Keadaan bisnya seperti mini bus di Indonesia tapi diisi PENUH sekali dengan penumpang, ditambah dengan kursi kecil hingga ada yang berdiri. Bukan pilihan yang nyaman memang, tapi ini merupakan transportasi yang murah. Pagi harinya saya berangkat dari Nam Binh ke Cua Bai Dinh atau (Bai Dinh Pagoda) dengan menggunakan taksi bersama seluruh teman sekamar saya (Dung, Linh, Chinh, Huyen), Yen ( the girl next door ), Slamet, dan Thuy (Adik Huyen). Cua Bai Dinh merupakan kompleks Buddhist Pagoda  terbesar di Vietnam. Tapi saat saya mengunjungi ke sana sekitar November 2013, beberapa tempat di sana masih dalam renovasi dan menurut saya m

Tuhan... ketakutanku bukan akan rahasia-Mu untukku di masa datang tapi rahmat-Mu yang menjadi penyesalan...

Assignment #1 Procedure Instruction

Mungkin ini postingan basi. Dan gambaran akan peristiwa sudah samar. Tapi semoga dengan gambar ini dapat menceritakan rasa yang ada kala itu Penang, Malaysia, Januari 2013 Ternyata keempat empat teman saya sudah di Kuala Lumpur ketika kami menyinjakan kaki di Pulau Pinang. Dengan bodohnya, saya tidak tau letak geografi Penang itu di sebelah mana. Dan terpisah lautan dengan Semenanjung Malaya. Dengan keterbatasan dan kenekatan, kami datang ke Penang dengan sia-sia dan hendak ke Kuala Lumpur dengan bis. Satu hal yang disayangkan yaitu kami tidak menikmati indahnya warisan budaya di Penang, padahal Penang mempunyai George Town yang menjadi The World Heritage Collection by UNESCO dan keindahan kota tua lainya. Dan tenang saja Ministry of Tourism Malaysia udah menyediakan peta gratis buat jalan-jalan di Penang jadi lebih mudah. Rapid Penang yg akan membawamu ke pusat kota Foto dulu di Airport Kuala Lumpur, Januari 2013 Belum sampai melewati hari yang berbeda kami sampai di

“Di Papua juga macet kok seperti di sini!” Sebuah pertemuan singkat antara saya dan partner kp saya dengan rombongan dari papua di sebuah taksi-sebuah sebutan angkutan perkotaan (angkot)- yang berisikan 7 penumpang. Sore itu, jam setengah 6 waktu Indonesia Tengah, saya pulang dari kantor tempat saya kp. Melewati kawasan semacam hutan lindung. Bapak yang duduk di sebelah saya membuka pembicaraan mengenai kotamadya, kabupaten, membandingkan antara kota asalnya, Jayapura, dengan Balikpapan. Lalu iseng mengajukan pertanyaan basa basi karena penasaran, saya menanyakan “Bapak dari Jayapura?” “Saya dari tanah di sana”, sambil menunjuk sablonan kaos anak kecil bertuliskan ‘PAPUA’. “Saya dengan 3 orang ini datang untuk menemani ini-anak kecil berkaos tadi- ikut olimpiade nasional.” “Wah hebat. Di Papua masih banyak pohon seperti di sini pak?”, taksi kita sedang melewati kawasan pepohonan dekat komplek Pertamina “Wah, tidak lagi! Di Papua sekarang juga seperti di kota Balikpapan, macet

Alhamdulillah, pekerjaan yang di bisa dibanggakan, bukan hanya benefit material tapi pengalaman yang priceless. Menjadi asisten mata kuliah/asisten dosen maupun asisten praktikum banyak  manfaat yang didapat, seperti belajar menerangkan materi mata kuliah yang lalu jadi tambah inget dan lebih memahami karena peserta atau biasanya adik kelas yang diajarkan tanya yang macem-macem, entah itu konsep pelajaran, contoh soal, hingga tips-tips sukses buat ujian. Apalagi di Teknik Sipil ITB, kesempatan jadi asisten banyak banget karena dosen lebih memberikan pemahaman konsep materi dan mahasiswa dilatih pengaplikasiannya dengan tugas-tugas hingga tugas besar semacam karya tulis, semacam itu. Selain itu jadi lebih kenal dengan dosen yang terkait. Kebetulan saya menjadi asisten mata kuliah Analisis Statistika dan Probabilitas semester ganjil 2012/2013 dengan dosen Prof. Adang Surahman, M.Sc., Ph.D. Sebuah kehormatan menjadi asisten Beliau, karena Beliau merupakan salah satu dosen yang saya s

mask

Himpunan Mahasiswa Desain Produk (INDDES-ITB) menyelenggarakan pameran desain karya mereka di Campus Center Timur baru-baru ini (16-18 April 2013) dan juga ada seminarnya, mengangkat tema "Berkarya dalam Kolaborasi" sayangnya saya tidak hadir dalam seminar tersebut. Padahal tema seminar tersebut menurut saya sangat menarik, siapa tahu adanya inovasi di bidang teknik sipil yang "menganut seni". Ya kebanyakan orang menganggap, teknik sipil biasanya hanya muter-muter yang penting kuat, kaku, aman, bentuknya kotak-kotak, segitiga, simetris, jarang menonjolkan estetika hehe Sudah intermezzonya, kita lihat hasil penjelajahan saya :) simple yet intersting meja belajar kayu jati yang berkerja sama dengan perusahaan kayu jadi, hingga sudutnya turut diperhitungkan berbagai bentuk bangku sofa terbuat dari the real goat leather terbuat dari rotan, simple tapi futuristik kursi terbuat dari sejenis karet dan saya yakin ini bahannya dari sebuah lembaran.

"Sering kita sebelumnya, saat aku merasa damai dengan Tuhan dan dunia, cuaca justru jelek sekali, angin padang pasir menerbangkan debu ke mataku, sampai-sampai aku tidak bisa melihat apa-apa dari jarak seuluran tangan. Rencana-Nya tidak selalu sejalan dengan keadaan kita atau apa yang kita rasakam, tapi yakinlah... Dian punya alasan sendiri untuk semuanya ini." - The Fifth Mountain, Paulo Coelho Buat beberapa hari ini, aku menjauh tanpa alasan. Dan memakluminya walau sadar itu salah. Terima kasih sudah menarikku lagi ketika aku hilang arah. Dan membangunkanku dalam lamunan. Dan memerimaku dengan apa adanya... Agar tidak terlalu jauh. Agar lain waktu saat aku tersesat kembali, tulisan ini yang akan menuntun.

Bukan April Mop. Muak. Dengki. Sirik. Ya Allah, lepaskanku dari jubah kebencian ini Sembuhkanku dari penyakit hati ini Tiada niatan bahwa aku sempurna, kasta tertinggi atas mereka Hanya iri keoptimisan mereka Yang selalu ditunjukkan pada dunia Tapi sejujurnya, dan aku tahu itu perjuangan yang sesungguhnya Sesungguhnya yang tak terlihat Hanya iri tawa itu bukan milikku Tawa itu... Palsu Ya Allah, telanjangkanku dari sandang dunia Sucikanku agar pantas menghadapmu Amin, amin ya robbalamin

Tahun 2013. Banyak hal baru yang baru aku alami, salah satunya ikut memilih dalam pemilihan umum. 24 Februari 2013 Pemilihan Umum Gubernur dan wakil Gubernur Daerah Provinsi Jawa Barat Para Kandidat: Merupakan kandidat independen yang tidak mewakili partai politik manapun.   Cagub Yance merupakan Bupati Indramayu periode 2010-2015. Kandidat ini mewakili partai politik Golkar. Dede Yusuf merupakan mantan artis dan menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2008-2013. Dan Lex Laksamana merupakan almamater Teknik Sipil ITB. Kandidat ini mewakili partai politik Demokrat. Ahmad Heryawan atau Aher ini merupakan Gubernur Jawa Barat periode 2008-2013. Deddy Mizwar berprofesi sebagai artis, namun lebih banyak sebagai artis yang berlatar keagamaan. Kandidat ini mewakili partai politik PKS. Rieke Diah Pitaloka merupakan anggota Komisi IX DPR periode 2009-2014 yang dulunya berprofesi sebagai artis dengan perannya sebagai Oneng di sitko

The best thing in the world is free - Anonymous

PROLOG Ini pengalaman pertamaku untuk menggunakan passport yang udah berdebu karena tersimpan di laci terdalam. Perjalanan yang aku kumpulkan dari tabungan setahun belakangan. Entah kenapa aku tipe orang suka jalan tanpa memikirkan siapa partnerku, karena aku bukan orang yang bergantung dan tergantung oleh orang lain. Tapi kadang kala, aku sadar itu kelebihan dan kekuranganku. Ya, kembali ke coretan hati. Ini perjalananku dengan Dimo dan Iman, yang menyusul Sacha, Mita, George, dan Rian. Loh mengapa menyusul? Karena mereka berempat yang mempunyai rencana ini lebih dahulu. George Teknik Mesin, Rian Teknik Material, Sacha dan Mita Teknik Penerbangan. Sacha dan Minta juga teman kami ( aku, Dimo, Iman) sewaktu SMA. Atau kami menyebut Emperor ITB. Emperor ITB adalah nama angkatan lulus 2010 dari SMA 81 Jakarta dan kebetulan melanjutkan kuliah di ITB. Mereka berempat sudah jauh-jauh hari memesan pesawat Jakarta-Penang. Nah kami yang ingin menyusul akhirnya mencari-cari pesawat yang mur