Biasanya warga Jakarta dan sekitarnya familiar liburan ke Anyer apabila ingin menikmati pantai karena tidak terlalu jauh, namun ketika sedang musim liburan, Anyer akan sangat penuh sesak dengan pengunjung. Sehingga tidak kondusif lagi untuk menikmati keindahan alam. Sekarang dengan perjalanan yang hanya menghabiskan waktu 2 jam dari Anyer, Anda dapat menikmati keindahan pantai yang private di Tanjung Lesung. Lokasi Tanjung Lesung, Banten (sumber: www.tanjunglesungsailingclub.com) Sayangnya, di Tanjung Lesung belum banyak penginapan yang tersedia, namun Tanjung Lesung Bay Villas and Hotel sudah lengkap fasilitasnya dan sangat nyaman. Terdapat private swimming pool di tiap villa nya, dan ada sport center yang bisa pengunjung nikmati dari sepeda tandem, tenis meja, billard, dll. Pagi-pagi sebaiknya kita ke Water Sport Area yg berada ga jauh dari penginapan, aka 2 pilihan, bisa dengan berjalan di pinggi pantai atau kendaraan yg disediakan pihak hotel. Jalan setapak an...
merupakan sebuah nama sebuah metode menggambar untuk menyelesaikan konstruksi batang statis tertentu dan sebuah kota indah di Italia sana. Namun, CREMONA bagiku merupakan sebuah kebanggaan. Sebuah karya anak bangga baktinya untuk masyarakat. CREMONA merupakan majalah keprofesian HMS-ITB sejak tahun 1960an, bentuk karya nyata mahasiswa teknik sipil ITB. Penuangan ide kebentuk tulisan jurnalistik dan ilmiah yang disajikan dalam suatu fisik majalah yang harapannya masyarakat lebih mengerti tentang ketekniksipilan. Dengan bahasa sederhanya namun tidak meninggalkan poin pentingnya. Dari brainstroming , penulisan, produksi, hingga distribusi, merupakan proses yang kami lalui sendiri. Merupakan suatu kerja tim yang kompleks dan sejujurnya kami buta akan hal tersebut. Namun tidak menjadi halangan, karena semua toh dapat dipelajari apabila kita ingin. Sebuah kehormatan selama sepuluh bulan saya diamanahkan sebagai ketua umum CREMONA 2013/2014, banyak sekali pelajaran yang saya dapat...
“Di Papua juga macet kok seperti di sini!” Sebuah pertemuan singkat antara saya dan partner kp saya dengan rombongan dari papua di sebuah taksi-sebuah sebutan angkutan perkotaan (angkot)- yang berisikan 7 penumpang. Sore itu, jam setengah 6 waktu Indonesia Tengah, saya pulang dari kantor tempat saya kp. Melewati kawasan semacam hutan lindung. Bapak yang duduk di sebelah saya membuka pembicaraan mengenai kotamadya, kabupaten, membandingkan antara kota asalnya, Jayapura, dengan Balikpapan. Lalu iseng mengajukan pertanyaan basa basi karena penasaran, saya menanyakan “Bapak dari Jayapura?” “Saya dari tanah di sana”, sambil menunjuk sablonan kaos anak kecil bertuliskan ‘PAPUA’. “Saya dengan 3 orang ini datang untuk menemani ini-anak kecil berkaos tadi- ikut olimpiade nasional.” “Wah hebat. Di Papua masih banyak pohon seperti di sini pak?”, taksi kita sedang melewati kawasan pepohonan dekat komplek Pertamina “Wah, tidak lagi! Di Papua sekarang juga seperti di kota Balikpapan, macet ...