Experiences Buyer

Someone gave me    an article that related to me.

Emang banget aku bakal pilih beli tiket pesawat daripada brand new phone. Aku bakal pilih makan di restaurant yang baru daripada beli baju2 yang lagi ngetrend. Aku bakal pilih pergi ke museum sama temen daripada nonton tv di rumah.

Dan iya ya banget! Tiap orang memang berbeda, aku ga bilang ini suatu kebiasaan yang baik juga. Cuma ini happiness ku, cara aku dapetin kebahagiaan.



"There are so many naive people sacrificing for you,
but you are still unhappy"

"There are people who would fight for freedom but would easily give up their ideals for transactions at any time, I despise such a cheap freedom."


Infinity Mirrored Room - Brilliance of the Souls (2014)
Yayoi Kusama (Japan,1929)

Karya tersebut merupakan bagian dari seri 'Infinity Mirrored Room' yang pertama kali dibuat oleh seniman asal Jepang, Yayoi Kusama, pada tahun 1965. Kusama pindah dari Tokyo ke New York pada tahun 1957, tempat dimana karya-karyanya yang provokatif dan eksperimental dalam bentuk performans, film, patung, dan lukisan, mencerminkan semangat masa itu, menentang masyarakat konservatid melalui kemerdekaan seksual.
Sejak kecil, sang seniman menderita 'rijinsho', sebuah gangguan mental yang membuat penglihatannya dipenuhi selubung dan halusinasi, yang tercermin dalam karya-karyanya melalui hamparan dan selubung titik.
Dalam khazanah kekaryaan Kusama, pengulangan titik tidak hanya terkait dengan perasaannya yang terdalam, melainkan juga gagasan lainnya - ketidakterhinggaan dan kemusnahan. Keduanya dapat dialami di dalam Infinity Mirrored Room - Brilliance of the Souls. Dalam ruangan reman ini, terpasang bola bola lampu yang warna dan intensitasnnya selalu berubah. Cahaya lampu tersebut dipantulkan pada tiap sisi ruangan dan berulang tak terhingga sampai hilang dari pandangan. Di dalam Infinity Mirrored Room - Brilliance of the Souls, hubungan antara bentuk dan ruang; batin dan dunia melebur menjadi satu.
source: Museum Macan









Popular posts from this blog

Tanjung Lesung

Solo